Kita, dan Restorasi dalam Implementasi Sanitasi Berkelanjutan

Saat ini, dunia menghadapi situasi pandemic virus Covid 19 disebabkan SARS – COV2 sebagai masalah global pada Kesehatan serta menyebar keseluruh dunia. (Rothan dan Byrareddy, 2020) (Shereen et al., 2020) Penyakit ini sangat mudah menular dan menyerang sistem pernafasan. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami dan sedang berjuang mengatasi serta menekan penyebaran virus. (Rochmyaningsih, 2020)

Kondisi penyebaran telah disampaikan kepada masyarakat Indonesia diawali DKI Jakarta oleh Gubernur Anies Baswedan (BBC, 2020). Wabah virus ini telah ditetapkan sebagai kondisi penanganan nasional. (Arifin, 2020) Berbagai peraturan diterapkan untuk dapat mengendalikan penyebaran virus dan dapat segera diatasi. Masyarakat diharapkan mampu melaksanakan kedisiplinan dalam menghadapi pandemic. (Niam, 2020)

Transformasi setiap negara dengan dukungan pemerintah, masyarakat sipil, ilmu pengetahuan dan bisnis implementasi memiliki tujuan pada pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan perjanjian Paris dalam menghadapi perubahan iklim. (Sachs et al., 2019) Melalui Majelis Umum PBB di bulan September 2015 membentuk SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelajutan) menetapkan 17 tujuan universal, 169 target, serta indikator menuju target tahun 2030. milyaran orang kekurangan air bersih, sanitasi, serta fasilitas mencuci tangan, saat ini.(ONU, 2018) Air dan sanitasi adalah Tujuan Pebangunan Berkelanjutan (suistainable development goals/ SDGs). Dengan adanya system kebijakan yang terfragmentasi, tata Kelola , pendanaan dan layanan sanitasi belum memadai sehingga perlu perencanaan dan tindakan memastikan pembangunan berkelanjutan penerapan agenda tahun 2030.

Air bersih dan sanitasi layak merupakan kebutuhan dasar manusia. Salah satu poin penting dari sektor lingkungan hidup yaitu tercapinya kecukupan akses universal air bersih dan sanitasi. Masalah sanitasi tidak hanya terjadi di kota dengan jumlah penduduk yang padat, akan tetapi di pedesaanpun perlu perhatian dan solusi peningkatan perbaikan dengan adanya berbagai faktor penyebab.

Implementasinya saat ini memberi kontribusi dalam penanggulangan kondisi pandemic covid 19, karena kondisi kesehatan individu penerapan mencuci tangan menggunakan sabun adalah upaya pemutusan jalur penyebaran penyakit, memberi manfaat kesehatan karena adanya akses air bersih dampak dari pandemic.(Geere dan Hunter, 2020) Daerah padat penduduk adalah bagian dari suatu daerah yang memiliki kebutuhan tinggi terhadap air bersih untuk kegiatan hidup sehari- hari. Urbanisasi telah merubah tata kota dan memberikan fenomena padatnya pemukiman. Sanitasi yang kurang memadai perkotaan disebabkan praktik kebersihan yang kurang layak serta kepadatan jumlah penduduk tentu menjadikan persoalan air yang memiliki keterkaitan dengan kesehatan.

Air termasuk komponen kunci penentu kualitas hidup manusia. (Ghabayen et al., 2013) Peningkatan pertumbuhan penduduk meningkatkan kebutuhan air. (YASA, SOEKARNO dan NEGERA, 2020) Perubahan pada kesimbangan air dan tingkat air tanah menyebabkan peningkatan resiko banjir air tanah karena rembesan air tanah permukaan. (Locatelli et al., 2017) Air hujan juga merupakan sumber air yang layak, akan tetapi hanya berlangsung cukup intens dimusim hujan. Populasi suatu wilayah berpengaruh untuk dilakukannya suatu konservasi lingkungan. Berdasarkan analisis aspek lingkungan air yang menyerap ke dalam tanah mengurangi genangan air di daerah perkotaan.(Alfidhdha dan Karnaningroem, 2018)
Zhihua Bai, et.al.,(Bai et al., 2020)

menyatakan penilaian cepat dan peringatan diri dalam situasi pandemic diperlukan. Peringatan diri yaitu situasi pandemic dalam pengendalian serta pencegahan wabah juga epidemi penyakit menular. Dan menurut Christopher ((Weible, 2007); “Pandemic menimbulkan tantangan dalam kebutuhan suatu kebijakan untuk tindakan, rentang global, dan dampak.”

Dengan pemahaman kita yang mendalam tentang virus, penyakit, pengembangan vaksin, obat yang efektif, dan intervensi kesehatan masyarakat untuk kehidupan yang bermartabat dan bagian mendasar dari hak asasi manusia sehingga dapat melindungi dan memenangkan dari virus, bekerja bahu membahu bersama komunitas medis. (Zhou, Chen dan Chen, 2020)

Sanitasi memiliki peranan sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan kehidupan masyarakat. Kondisi yang layak untuk kesehatan individu dan bagian dari tujuan kesehatan dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. (Hyun et al., 2019) Didalam heterogenitas masyarakat khususnya yang berada pada wilayah dengan jumlah populasi padat dan berpengahsilan rendah, upaya integrasi dalam mendapatkan solusi pengelolaan limbah integrasi dari sumber daya air, air limbah, lumpur tinja, stormwater dan limbah padat kota.

Penampakan dari fisik lingkungan ini dapat memberikan penjelasan akses sanitasi masyarakat. Sanitasi secara signifikan memberi pengaruh pada akses Kesehatan dan kesejahteraan secara eknomi sehingga sanitasi tidak hanya di lihat dari toilet yang bersih dan dengan pasokan air yang cukup dan dikelola dengan nyaman, namun didalam sanitasi juga menekankan adanya keadilan akses bagi seluruh warga di suatu wilayah. (Sinharoy, Pittluck dan Clasen, 2019)

Menurut hasil penelitian (Cumming dan Cairncross, 2016) bahwa terjadi kerentanan pada kesehatan khususnya pada anak- anak dikarenakan adanya air dan sanitasi yang kurang memadai didalam suatu wilayah sehingga ini tidak hanya menjadi perhatian di dalam layanan kesehatan namun juga realisasi fasilitas sanitasi dan air didalam membersihkan tubuh dan juga lingkungan.Sanitasi sebagai bagian intervensi kompleksitas.

Kebijakan PSBB menjadikan setiap bagian masyarakat peduli pada kebersihan. Namun, apakah dengan adanya pandemic serta masa new normal (normal baru) masyarakat masih dapat disiplin dalam menjaga kebersihan dan Kesehatan lingkungannya agar tidak kembali mengotori lingkungannya baik dengan sampah dan juga limbah lainnya? Tentu tidak semua masyarakat menyadari pentingnya perilaku menjaga kebersihan dan juga kelestarian lingkungan khususnya sungai. Limbah komunal masih mengalir ke sungai dan menjadi suatu hal biasa. Upaya dalam upaya restorasi kualitas air sungai dapat ditempuh dengan lima (5) pendekatan yaitu restorasi hidrologi, ekologi, morfologi, sosial -ekonomi- budaya dan peraturan kelembagaan.

Restorasi Sosial-Ekonomi-Budaya

Restorasi sosial-ekonomi-budaya untuk meningkatkan kualitas air sungai dilakukan dengan membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan maupun pemeliharaan ekosistem sungai. Dalam membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Dilakukan dengan metode desiminasi sistemik dimana semua elemen masyarakat pinggir sungai dan masyarakat yang terkait dengan sungai mendapatkan informasi dan penjelasan yang komplit, mendapatkan leaflet yang jelas untuk dibaca dan mendapatkan insentif untuk setiap inisasi kegiatan yang mendukung restorasi.
b. Dilakukan dengan mengajak melakukan aksi langsung ke sungai sehingga masyarakat dapat secara langsung mengerti dan menyadari kondisi degradasi sungai di lingkungan mereka sendiri.
c. Dilakukan dengan membentuk forum-forum masyarakat pecinta sungai, forum-forum budaya masyarakat yang terkait dengan restorasi sungai.
d. Mendorong institusi lokal untuk dapat berperan aktif dalam restorasi sungai sekaligus dapat memanfaatkan hasil restorasi sungai untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang bersangkutan.

Langkah keberlanjutan untuk memperbaiki lingkungan adalah transformasi masyarakat berkelanjutan. Di dalam usaha yang menitikberatkan pada usaha kesehatan dengan mengedepankan kesehatan lingkungan. Menjaga serta melestarikan keberadaan air, sanitasi, dimanapun berada.

Keseimbangan ekologis antara manusia dan lingkungan dapat menjadi alternative dan prefentif kondisi sehat fisik manusia, dalam menghadapi Pandemic Covid 19. Rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain; merupakan daya dukung terhadap lingkungan. (Admadhani, Haji dan Susanawati, 2014)

Kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain, serta jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumber daya dan jasa yang tersedia dalam ekosistem tersebut. Kita, Kita harus bisa mewariskan sungai yang bersih dan lestari kepada generasi mendatang. Jangan sampai generasi mendatang pada zamannya mereka hidup, berkata “sungai yang bersih dan lestari hanya tinggal sejarah di Indonesia karena kami tidak bisa melihatnya lagi sekarang”. Kita, bagian dari sejarah. Kita, wujudkan program restorasi sungai yang berkelanjutan agar sungai kita tetap bersih dan lestari sepanjang masa.

Penulis
Yenita Sandra Sari
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan SPS UNDIP

Referensi
Admadhani, D. N., Haji, A. T. S. dan Susanawati, L. D. (2014) “Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Untuk Daya Dukung Lingkungan (Studi Kasus Kota Malang),” Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Alfidhdha, R. dan Karnaningroem, N. (2018) “Evaluating Inundation in Urban Drainage Systems in Tamalanrea District Makassar Based Ecodrainase,” in IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. doi: 10.1088/1755-1315/135/1/012010.

Arifin, D. (2020) Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia, bnpb.go.id.
Bai, Z. et al. (2020) “The Rapid Assessment and Early Warning Models for COVID-19,” Virologica Sinica. Springer Singapore, 12250. doi: 10.1007/s12250-020-00219-0.

BBC (2020) “Virus corona: Peta dan infografis terkait pasien terinfeksi, meninggal dan sembuh di Indonesia dan dunia,” BBC.
Cumming, O. dan Cairncross, S. (2016) “Can water, sanitation and hygiene help eliminate stunting? Current evidence and policy implications,” Maternal and Child Nutrition. doi: 10.1111/mcn.12258.

Geere, J. A. L. dan Hunter, P. R. (2020) “The association of water carriage, water supply and sanitation usage with maternal and child health. A combined analysis of 49 Multiple Indicator Cluster Surveys from 41 countries,” International Journal of Hygiene and Environmental Health. Elsevier, 223(1), hal. 238–247. doi: 10.1016/j.ijheh.2019.08.007.

Ghabayen, S. M. et al. (2013) “Enhancement of Artificial Infiltration Capacity in Low Permeability Soils for Gaza Coastal Aquifer,” Environment and Natural Resources Research. doi: 10.5539/enrr.v3n4p155.

Hyun, C. et al. (2019) “Sanitation for Low-Income Regions: A Cross-Disciplinary Review,” Annual Review of Environment and Resources. doi: 10.1146/annurev-environ-101718-033327.
Locatelli, L. et al. (2017) “Hydrologic impact of urbanization with extensive stormwater infiltration,” Journal of Hydrology. doi: 10.1016/j.jhydrol.2016.11.030.

Niam, A. M. (2020) “Antara Corona, Ulama, dan Sains,” NU ONLINE.
ONU (2018) Sustainable Development Goal 6: Synthesis Report on Water and Sanitation, United Nations. doi: 10.1126/science.278.5339.827.

Rochmyaningsih, D. (2020) “Indonesia finally reports two coronavirus cases. Scientists worry it has many more,” Science. doi: 10.1126/science.abb5653.

Rothan, H. A. dan Byrareddy, S. N. (2020) “The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease (COVID-19) outbreak,” Journal of Autoimmunity. doi: 10.1016/j.jaut.2020.102433.
Sachs, J. D. et al. (2019) “Six Transformations to achieve the Sustainable Development Goals,” Nature Sustainability. doi: 10.1038/s41893-019-0352-9.

Shereen, M. A. et al. (2020) “COVID-19 infection: Origin, transmission, and characteristics of human coronaviruses,” Journal of Advanced Research. doi: 10.1016/j.jare.2020.03.005.
Sinharoy, S. S., Pittluck, R. dan Clasen, T. (2019) “Review of drivers and barriers of water and sanitation policies for urban informal settlements in low-income and middle-income countries,” Utilities Policy. Elsevier, 60(July), hal. 100957. doi: 10.1016/j.jup.2019.100957.

Weible, C. M. (2007) “An advocacy coalition framework approach to stakeholder analysis: Understanding the political context of California marine protected area policy,” Journal of Public Administration Research and Theory. doi: 10.1093/jopart/muj015.
YASA, I. W., SOEKARNO, S. dan NEGERA, I. D. G. J. (2020) “EFEK SUMUR RESAPAN TERHADAP PENGURANGAN VOLUME LIMPASAN PERMUKAAN,” GANEC SWARA. doi: 10.35327/gara.v14i1.131.

Zhou, G., Chen, S. dan Chen, Z. (2020) “Advances in COVID-19: the virus, the pathogenesis, and evidence-based control and therapeutic strategies,” Frontiers of Medicine 2020, hal. 1–9. doi: 10.1007/S11684-020-0773-X.

Loading