Rencana Jangka Panjang KCD IV untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Bandungrayanews.com/BANDUNG – Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah (Kacadisdikwil) IV, Ai Nurhasan telah merencanakan 3 rencana jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayahnya. Meski baru menjabat empat bulan, namun Ai telah mampu memetakan program yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Ketiga rancangan tersebut, yakni penguasaan bahasa Inggris, penguatan literasi, dan pendidikan karakter berbasis ketarunaan.

Ai menjelaskan, untuk rancangan pertama telah terealisasi dengan program One Day English yang baru saja diluncurkan di SMKN 1 Karawang pada Kamis (7/11/2019). Menurutnya, penguasaan bahasa Inggris sangat penting bagi siswa, khususnya bahasa Inggris sebagai bahasa global saat ini. Sehingga, penggunaan bahasa Inggris untuk percakapan sehari-hari perlu dibiasakan. “Saya lihat implementasi bahasa Inggris di sekolah terlalu terstruktur, sedangkan kemampuan percakapannya masih lemah,” ungkapnya saat dihubungi, Jumat (8/11/2019).

Sehingga, Ai menilai, membuat anak pandai berbahasa Inggris tidak cukup hanya mengandalkan kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan menaggandeng Global Academy (pihak ketiga yang bergerak di bidang constultant training edukasi bertaraf global) ia berharap, pelaksanaan program tersebut berjalan efektif.

“Polanya telah kita kembangkan, difasilitasi, dan dipantau oleh tim yang dibentuk berdasarkan konsultan tersebut. Pola ini menitikberatkan pada penggunaan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari, tanpa mengubah kurikulum dan tanpa membutuhkan banyak biaya,” ujarnya.

Setelah diluncurkan di Kabupaten Karawang, lanjut Ai, program tersebut juga akan dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang. Rencananya, peluncuran akan dilaksanakan pada Desember 2019.

Sedangkan pada program kedua, yakni penguatan literasi, berangkat dari penetrasi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Sehingga, ada kecenderungan anak-anak sekarang lebih senang membaca media sosial ketimbang buku. “Itu enggak bisa disalahkan. Tapi, sebagai pendidik kita harus membentuk sistem agar mereka bisa beralih ke buku,” ucapnya.

Salah satu program yang dicanangkan, tambahnya, yaitu mengadakan Gebyar Membaca Buku Berjamaah yang dilaksanakan seluruh satuan pendidikan di Wilayah KCD IV. Gebyar tersebut minimal digelar setiap satu semester. “Semua siswa harus ikut membedah buku, lalu membuat pointer atau rangkuman yang nantinya bisa jadi bahan bacaan untuk yang lainnya. Buku yang tadinya tebal diubah menjadi beberapa lembar,” tuturnya.

Sedangkan pada program pendidikan karakter, bukan tanpa alasan Ai merencanakan pendidikan karakter berbasis ketarunaan. Berdasarkan analisisnya dari laporan pihak industri, secara umum kebanyakan siswa masih memiliki daya tahan fisik yang kurang optimal, berdaya juang rendah, dan masih harus ditingkatkan kedisiplinannya.

“Contohnya, kalau lagi musim panen banyak karyawan yang tak masuk kerja karena alasan harus membantu orang tua, padahal karyawan kan harus disiplin dan profesional. Sehingga, pendidikan ketarunaan penting diterapkan agar bisa mencetak siswa berdisiplin tinggi dan memiliki fisik yang kuat,” jelasnya.

Namun, ia menegaskan, pendidikan ketarunaan bukanlah model pendidikan yang mengedepankan kekerasan. Untuk mengubah stigma tersebut, pihaknya telah menyosialisasikan ke sekolah-sekolah. “Ketika ada sekolah yang menolak, hal itu berangkat dari ketidakpahaman. Mereka khawatir nanti akan banyak tindak kekerasan atau hukuman, padahal tidak seperti itu,” pungkasnya.

(Eri)

Loading