Upaya membentuk Pemuda Jawa Barat yang Religius Nasionalis

PRIMA DMI JABAR GELAR WEBINAR DISKUSI PUBLIK

Bandungrayanews.com / 23 Juni 2021,- Kota Bandung:
Muhammad Rizqi Prajab Bidang Ekononomi dan Wirausaha PRIMA DMI JABAR menyampaikan kepada awak media Bandungranyanews.com.

Indonesia adalah entitas besar yang berkarakter. Bagaimana tidak, dengan kurang lebih 270 juta jiwa yang terdiri 714 suku berbeda, dan lebih dari 1.001 bahasa yang berbeda, Indonesia tetap eksis dalam pluralismenya. Ucap Muhamad, Disela-sela berjalannya wibinar Jln. Soekarno-Hatta 458. Rabu 23  Juni 2021.

Selain itu, meski 88% penduduk Indonesia ialah pemeluk agama Islam yang berarti juga negara dengan pemeluk Islam terbesar di Dunia, Indonesia masih tetap dapat hidup rukun dalam harmonisasi toleran antar umat beragama.

Karakter yang melekat kuat dalam jati diri bangsa Indonesia dan tidak dapat dilepaskan ialah bahwa Indonesia memegang teguh Ideologi yang hanya ada 1 di dunia dengan tidak condong ke timur maupun barat yaitu Pancasila,
Pancasila adalah konsensus bersama yang membuat
Indonesia kuat dalam keberagaman dan kuat dalam toleransi.

Di era digitalisasi, hampir seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara terfokus pada teknologi informasi dan komunikasi. Dapat dikatakan ekonomi berbasis digital,
transportasi berbasis digital, bahkan juga pendidikan yang berbasis digital.

Beberapa hal tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari pandemi covid-19 yang membuat segala sektor harus diselesaikan tidak dilingkungan kerja seperti kantor, sekolah, pusat belanja, dan
sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, ditengah semakin intensnya perhatian
terhadap dunia digital, bagi sebagian oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan
hal ini untuk memviralkan hal-hal yang bersifat disinformasi, misinformasi, bahkan sampai
kategori hoaks.

Pada tahun 2016 Oxford menjadikan kata post-truth menjadi “Word of the years“
karena peningkatan penggunaan kata tersebut menjadi 2000% dibanding tahun sebelumnya.
Apa itu post-truth? Kamus Oxford sendiri mendefinisikan istilah post-truth sebagai kondisi di
mana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding emosi dan
keyakinan personal. Opini publik dengan ditenggarai banjir informasi yang tidak dapat
terbendung lagi akan mengakibatkan informasi yang dikonsumsi publik adalah informasi
yang tidak lagi memandang sesuatu secara objektif.

Hal tersebut justru sangat berbahaya bagi stabilitas nasional dan keharmonisan antar suku maupun agama, ketika suatu informasi oleh generasi muda Indonesia ditangkap dalam kondisi yang tidak objektif.

Berdasarkan hal tersebut, PRIMA DMI Jawa Barat bermaksud mengadakan kegiatan diskusi publik dengan tema “Revitalisasi Nilai-Nilai Religius dan Kebangsaan Pemuda di Era Post-Truth” agar
di situasi sulit pandemi covid-19, pemuda kita tetap berkarakter Pancasilais yang Religius,
Humanis, Nasionalis, Demokratis, dan Sosialis berdasarkan konsep adil yang proporsional.

Dalam acara tersebut dihadiri  beberapa Narasumber yang mumpini di bidangnya seperti Drs.Dr Iip Hidajat M.Pd. Selaku Kepala Kesatuan Bangsa Dan Politik (KESBANGPOL) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya S.IP.,M.Ikom. Selaku Pendiri Jabar Bergerak Serta Dr. Pandu Hyangsewu S.TH.I., M.AG. Selaku Ketua Prima DMI Jawa Barat.
Terlaksananya kegiatan webinar diskusi publik yang dilaksanakan oleh PRIMA DMI JAWA BARAT ini bertujuan untuk Upaya membentuk Pemuda Jawa Barat yang Religius Nasionalis. Dengan isi materi yang berlandaskan kepada 1. Menakar potensi stagnansi pliuralisme dan toleransi. 2. Penyebab terjadinya perpecahan suku bangsa dan agama. 3. Upaya meningkatkan nilai-nilai religius dan kebangsaan pemuda. 4. Langkah dan upaya membentuk pemuda Jawa Barat Religius Nasionalis. Acara tersebut mengundang antusias publik khususnya pemuda dengan dihadiri sekiranya ratusan pemuda yang hadir di dalam kegiatan webinar diskusi publik tersebut.

Dr. Pandu Hyangsewu S.TH.I.,M.AG. Selaku Ketua Prima DMI Jawa Barat Berharap dengan adanya diskusi publik yang digelar ini mampu menjadikan pemuda di era post truth yang religius serta nasionalis karena kita ketahui pengaruh negatif yang muncul akan menyerang terhadap pemahaman keagamaan serta kebangsaan semakin banyak. Maka dengan adanya diskusi publik ini pemuda mampu menumbuhkan kembali rasa religius serta nasionalis.

Selaras dengan yang diungkapkan Dr. Drs. Iip Hidajat M.Pd. Selaku Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik menekankan bahwa upaya pelemahan pemuda itu akan terus bermunculan dengan adanya era post truth hari ini yang luar biasa memiliki pengaruh yang signifikan, namun tetap pada akhirnya pemuda harus memiliki rasa spirit religius serta nasionalis untuk kemajuan serta kesatuan bangsa, diperlukan adanya pemuda yang berkarakter tersebut.

Robby Xandria Selaku Ketua Jabar Bergerak Kota Cimahi pun menambahkan tegasnya, era modernisasi hari ini pemuda harus lebih cepat tanggap dalam setiap mengambil keputusan tentunya harus berdasar pada nilai nilai nasionalis juga religius sehingga terciptanya pemuda yang kompetitif.

Loading