Bandungrayanews.com-/Kab Bandung-Dikala Para Pejabat semua berbicara mengenai Pendidikan semua pasti bahwa Pendidikan di Negara kita ini sudah maju dan bersaing.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya perubahan dan program – program yang sangat canggih atau modern.
Saat dimintai keterangannya Asep B Kurnia sebagai pengamat Pendidikan atau yang lebih akrab disapa AA.Maung ini mengatakan
“pendapat saya pribadi dengan banyaknya kejadian terutama yang terjadi di Kabupaten Bandung yang menjadi bahan pemberitaan di salah satu SMPN di Kabupaten Bandung karena anak harus membayar uang UNBK, saya beranggapan hal ini terjadi karena Pemerintah terlalu memaksakan, tanpa disadari Masyrakat belum tentu semua mampu, jadi Percuma saja kalau menggembor – gemborkan SEKOLAH GRATIS tapi faktanya emang masih harus bayar.
Belum lagi di tambah unsur lain mungkin saja adanya oknum yang memangfaatkan situasi seperti ini. ungkap Asep B.Kurnia.
Justru Pendidikan di Negara kita sangat Mengkwatirkan dan cenderung kalau menurut saya menurun jauh, ini didasari dengan Pandangan saya dari semua lini diantaranya:
1.Dahulu kala untuk mengenyam pendidikan atau Rakyat kita ingin sekolah terasa sangat mudah, beda dengan jaman sekarang untuk mendaftarkan diri saja terasa sangat sulit dan sangat rumit.
2. Dahulu ke Negara kita banyak yang ingin belajar dan bersekolah menimba ilmu di Negara kita, tapi sekarang justru terbalik dari Negara kita yang cenderung ingin menimba Ilmu di Luar Negri dan sangat Prihatin lagi lulusan dari Negara Luar lebih cenderung dihargai dibandingkan dengan lulusan Sekolah di Negara kita ini.
Melihat dari dua faktor itu saja saya rasa Pendidikan di Negara kita dalam kacamata pandangan saya menurun bukan justru naik atau maju seperti tersebar oleh pemberitaan atau statment para Pejabat yang ada di Negara tercinta kita ini.
Belum lagi mempunyai rencana untuk meng impor Guru dari luar Negri, saya rasa sangat heran sekali ditengah kondisi kesejahteraan Guru yang belum memadai apalagi untuk seorang Tenaga Honorer dirasa ini merupakan rencana yang belum matang karena cenderung memaksakan kehendak tanpa melihat keadan, istilah dalam bahasa Sunda nya ” Kahayang gede Tanaga Eweuh” , artinya dalam hal ini yang lebih tepat adalah saya rasa sejahterakan dulu Pendidik yang ada di kita termasuk Honorer karena ini akan mendongkrak kinerja dengan hasil mereka mampu berprestasi dalam mendidik, karena dengan sejahtera maka motivasi akan bertambah untuk bekerja dalam hal ini dalam bidang Pendidikan.
Tidak usah jauh – jauh yang terjadi di Jawa Barat saja bapak Gubernur terkesan asal – asalan seperti terjadi dalam hal pembentukan Dewan Pendidikan Jawa Barat, saya rasa apabila tidak penting keberadaannya gak usah ada seleksi dan diumumkan Pendaftran tapi ujungnya tidak ada keputusan yang akhirnya ini jadi permasalahan besar dalam kontek serius atau tidak bapak Gubernur Fokus di Pendidikan, sekarang meski sudah terbentuk tetapi peran serta Dewan Pendidikan belum terasa adanya.
Disisi lain Kesejahteran Guru Honorer dan Guru ASN seperti apa yang terjadi di Kota Bandung cenderung tidak dilayani atau molor dalam pelaksanaannya, bahkan saya sangat sedih tunjungan untuk Honorer saja terlihat dipersulit dan sangat – sangat susah, padahal kalau ditilik dari kesejahteraan tiap bulan mereka sangatlah kurang untuk Guru Honor ini Kasarnya begini ” Geus mah meunang gajih Leutik hayoh di Anjuk”.
Ini tentu harus jadi perhatian Khusus bagi para pemegang kebijakan baik itu Presiden, Mentri, Gubernur, Walikota atau Bupati termasuk anggota Dewan juga, karena saat berkampanye Pasti yang mereka bicarakan selalu
1. Kesejahteraan Guru termasuk Honorer.
2. Kemudahan mandapatkan pasilitas Pendidikan.
Tapi setelah mereka jadi seakan itu semua terlupakan, yang ada dan terasa sama mereka cuman bisa katakan satu kata saja ” Sangat Sulit”.
(Eri)