Gub. Jabar Dedy Mulyadi Manfaatkan Anggaran Efisiensi 13. M, untuk Lembur Pakuan.

Bandungrayanews.com / BANDUNG-Belakangan ramai di pemberitaan media massa, baik media daring maupun media cetak, tentang Sekretatis Dae­­rah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman memberikan bantahan. Ia membantah adanya ang­garan dari APBD Jawa Barat 2025 hasil efisiensi yang mengalir ke Lembur Paku­an, tempat kediaman Gubernur Dedi Mulyadi di Subang. “Itu keliru dan tidak benar.

Di­sampaikan oleh Maulana Yusuf Erwin, anggota DPRD Jawa Barat di media sosial Instagram maulanay_proff yang diunggah pada tanggal 11 Maret 2025.

“Efisiensi yang Tidak Efisien”, berisikan postingan tentang efisiensi yang dila­ku­kan Jawa Barat yang ber­hasil menghemat ang­gar­an sebesar Rp 5,7 triliun. Dalam postingan tersebut ditulis, jika melihat hasil efisiensi itu ada pos angaran sebesar Rp 42,9 miliar yang dialokasikan untuk kategori “Prioritas Lainnya yang ter­kait Lapangan Pekerjaan”.

Seluruh proses efisiensi dan realokasi anggaran dilakukan secara akuntabel, termasuk untuk bidang pariwisata dan kebudayaan,” kata Herman, belum lama ini. Dalam berita bantahan yang disampaikan Herman tersebut tidak menyebutkan siapa yang menyampaikan informasi atau keterangan tentang adanya anggaran ha­sil efisiensi untuk kegiatan di Lembur Pakuan tersebut. Lembur Pakuan adalah kediaman pribadi Dedi Mulyadi yang terletak di Desa Su­kasari Rawalelel, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Su­bang.

Dalam penelusuran yang dilakukan media pikiran rakyat, informasi tentang alokasi anggaran untuk Lembur Pakuan di­sampaikan oleh Maulana Yusuf Erwin, anggota DPRD Jawa Barat di media sosial Instagram maulanay_proff yang diunggah pada tanggal 11 Maret 2025.

Sebagian besar anggaran tersebut digunakan untuk pro­yek budaya di satu lokasi spesifik yaitu daerah istimewa Lembur Pakuan dengan total anggaran Rp 27,3 mi­liar. Anggaran itu mencakup penataan kawasan wisata, pentas seni dan penyusunan buku budaya Sunda.

Pertanyannya, apakah alo­kasi anggaran sebesar ini di satu titik lebih penting dari pada pemerataan pemba­ngunan budaya di seluruh Jawa Barat? Mengapa situs budaya lain yang lebih me­mi­liki nilai historis tidak mendapatkan porsi yang sepadan? Atas unggahan di media so­sial tersebut, Maulana Yu­suf Erwinsyah dari Fraksi Par­tai Kebangkitan Bangsa DPRD Jawa Barat yang diwawancara “PR” Senin 21 April 2025 meminta agar per­geseran anggaran karena efi­siensi dan juga penyesuaian visi misi gubernur tepat sa­saran. Pasalnya, DPRD Jabar telah menemukan dugaan ang­garan hasil dari pergeseran anggaran malah dialoka­si­kan untuk kegiatan yang jauh dari makna efisiensi itu sendiri.

“Dalam rapat Banggar, kami melihat hasil efisiensi itu, ada pos anggaran sebesar Rp 42,9 miliar yang dialokasi­kan untuk kategori ‘Prioritas Lainnya terkait Lapangan Pe­kerjaan.

Detail anggarannya di antaranya yaitu Pena­taan Lembur Pakuan sebagai Kawasan Wisata sebesar Rp 13 miliar, Aktivasi Budaya Lembur Pakuan (Pentas Seni hingga akhir 2025) sebesar Rp 13,3 miliar, Safari Pemba­ngunan sebesar Rp13,2 mi­liar, Penataan Situs Kampung Cigugur Kuningan se­besar Rp 1 miliar, Bantuan Sanggar Miss Tjitjih sebesar Rp1 miliar dan Penyusunan Buku Budaya Sunda sebesar Rp1 miliar,” tutur Maulana. Dikutif Pikiranrakyat.(mr)*

Loading