Bandungrayan/BANDUNG KOTA
Saudaraku…………….!
Salah satu upaya meningkatkan kualitas diri adalah dengan sering membaca riwayat hidup dari orang orang besar.
Kali ini kami ingin mengajak untuk menggali riwayat hidup seorang ulama besar abad ini, salah seorang ulama ahlu sunnah wal jama’ah yang bukan saja hafid Qur’an plus asbab nuzulnya, tapi beliau juga hapal ribuan hadits plus asbab wurudnya.
Beliau tinggal di Ma’had Rosefah Wilayah Makkah Al Mukarromah. Beliau adalah Al Habib Muhammad bin Alwi bin Abbas bin Abdul Aziz Al Maliki Al Hasani Al Maki. Saat ini beliau sudah wafat, pondok nya dilanjutkan oleh putra beliau Al Habib Ahmad bin Muhammad bin Alwi bin Abbas bin Abdul Aziz Al Maliki Al Hasani Al Maki.
Murid murid beliau tersebar di Indonesia, di antaranya Al Habib Miqdad Baharun Cirebon, Al Habib Quraisy bin Qosim Baharun Kuningan, Al Habib Zein bin Hasan Baharun Dalwa Jawa Timur, KH Gus Najih bin KH Maimun Zubair Rembang Jawa Tengah dll.
Mari kita telaah bersama……
Biografi Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki
As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki adalah salah seorang ulama Islam dari Arab Saudi. Dilahirkan pada tahun 1365H atau 1946M di kota Mekkah. Ia berasal dari keluarga Al-Maliki Al-Hasani yang terkenal. Ayahnya adalah As-Sayyid Alawi, seorang ulama terkemuka di Mekkah dan merupakan salah satu penasihat Raja Faisal, raja Arab Saudi. Di bawah bimbingan ayahnya, sejak kecil ia sudah belajar Al-Quran. Ayahnya wafat pada tahun 1971.
Sayyid Muhammad wafat pada hari Jumat, 15 Ramadhan di Mekkah. Ia dimakamkan di sebelah makam ayahnya dan Sayyidah Khadijah.
Dia telah meninggalkan kita pada hari Jumaat, 15 Ramadhan (bersesuaian dengan doanya untuk meninggal dunia pada bulan Ramadhan), dalam keadaan berpuasa di rumahnya di Makkah. Kematiannya amat mengejutkan. Ucapan takziah diucapkan dari seluruh dunia Islam. Salat jenazah dia dilakukan di seluruh pelusuk dunia. Dia telah pergi pada bulan Ramadhan dan pada hari Jumat.
Sholat jenazah pertama di rumah dia diimamkan oleh adiknya As-Sayyid Abbas, dan seterusnya di Masjidil Haram dengan Imam Subayl, ratusan ribu manusia membanjiri upacara pengebumiannya. Dia dimakamkan di sebelah bapaknya, berhampiran maqam dengan Sayyidah Khadijah. Sebelum dia meninggal dunia, dia ada menghubungi seorang pelajar lamanya di Indonesia melalui telepon dan bertanyanya adakah dia akan datang ke Mekkah pada bulan Ramadhan. Apabila dia menjawab tidak, Sayyid Muhammad bertanya pula, “tidakkah engkau akan menghadiri penegebumianku?”
Nasab
Keluarga Keturunan Sayyid merupakan keturunan mulia yang bersambung secara langsung dengan Nabi Muhammad. Dia merupakan waris keluarga Al-Maliki Al-Hasani di Mekkah yang masyhur yang merupakan keturunan Rasulullah, melalui cucunya, Imam Al-Hasan bin Ali, Radhiyallahu ‘Anhum.
Sayyid Alawi bin Abbas Al Maliki (ayah)Sayyid Abbas Al Maliki bin Abdul Aziz Al Maliki (kakek)Abdul Aziz Al Maliki (ayah kakek)
Aktifitas Mengajar
Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjid haram atau di rumah dia tidak berpoin kepada ilmu tertentu seperti di Universitas. Akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan semua bisa mencicipi apa yang diberikan Sayyid Maliki. Maka dari itu dia selalu menitik-beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya dia selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama-sama.
Dari rumah dia telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di mana negara saja kita dapatkan murid dia, di India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dahwah sayid Muhammad Almaliki, ribuan murid murid dia yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit dari murid2 dia yang masuk ke dalam pemerintahan.
Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari pula dia telah berusaha mendirikan pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari seluruh penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan dia memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama.
Sayid Muhammad Almaliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah.thariqahnya.
Dalam kehidupannya dia selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirianya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan menklirkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang jitu bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan. Dia tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai dia menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta’lim dia di masjidil Haram. Semua ini dia terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan dia selalu menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki, mereka pintar-pintar dan terpelajar. Di samping menguasai bahasa Arab, mereka menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan marja’ dan reference di negara-negara mereka. Dia ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Dia adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki. Dia selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengannya.
Karya Tulis
Di samping tugas dia sebagai da’i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, dia pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab2 dia yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll.
Sayyid Muhammad merupakan seorang penulis prolifik dan telah menghasilkan hampir seratus buah kitab. Dia telah menulis dalam pelbagai topik agama, undang-undang, social serta sejarah, dan kebanyakan bukunya dianggap sebagai rujukan utama dan perintis kepada topik yang dibicarakan dan dicadangkan sebagai buku teks di Institusi-institusi Islam di seluruh dunia. Kita sebutkan sebahagian hasilnya dalam pelbagai bidang:
Aqidah:
Mafahim Yajib an TusahhahManhaj As-salaf fi Fahm An-NususAt-Tahzir min at-TakfirHuwa AllahQul Hazihi SabeeliSharh ‘Aqidat al-‘Awam
Tafsir:
Zubdat al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’anWa Huwa bi al-Ufuq al-‘A’laAl-Qawa’id al-Asasiyyah fi ‘Ulum al-QuranHawl Khasa’is al-Quran
Hadith:
Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-SharifAl-Qawa’id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-HadithFadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihiAnwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik
Sirah:
Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insan al-KamilTarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah‘Urf al-Ta’rif bi al-Mawlid al-SharifAl-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M’iraj Khayr al-BariyyahAl-Zakha’ir al-MuhammadiyyahZikriyat wa MunasabatAl-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra
Usul:
Al-Qawa’id al-Asasiyyah fi Usul al-FiqhSharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-FiqhMafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shari’ah al-Islamiyyah
Fiqh:
1. Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha
2. Shawariq al-Anwar min Ad’iyat al-Sadah al-Akhyar
3. Abwab al-Faraj
4. Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
5. Al-Husun al-Mani’ah
6. Mukhtasar Shawariq al-Anwar
Lain-lain:
1. Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Makkah)
2. Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyyah (Kajian Berkaitan Orientalis)
3. Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sukan dalam Islam)
4. Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da’wah ila Allah (Teknik Dawah)
5. Ma La ‘Aynun Ra’at (Butiran Syurga)
6. Nizam al-Usrah fi al-Islam (Peraturan Keluarga Islam) 7. Al-Muslimun Bayn al-Waqi’ wa al-Tajribah (Muslimun, Antara Realiti dan Pengalaman)
8. Kashf al-Ghumma (Ganjaran Membantu Muslimin)
9. Al-Dawah al-Islahiyyah (Dakwah Pembaharuan)
10. Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Koleksi Ucapan)
11. Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Kemulian Ummah Islamiyyah)
12. Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Metodologi Pendidikan Nabawi)
13. Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Kumpulan Ijazah Datuk dia, As-Sayyid Abbas)
14. Al-‘Uqud al-Lu’luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Kumpulan Ijazah Bapa dia, As-Sayyid Alawi)
15. Al-Tali’ al-Sa’id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
16. Al-‘Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)[2]
Catatan diatas adalah kitab As-Sayyid Muhammad yang telah dihasilkan dan diterbitkan. Terdapat banyak lagi kitab yang tidak disebutkan dan juga yang belum dicetak.Kita juga tidak menyebutkan berapa banyak karya tulis yang telah dikaji, dan diterbitkan untuk pertama kali, dengan ta’liq (catatan kaki) dan komentar dari As-Sayyid Muhammad. Secara keseluruhannya, sumbangan As-Sayyid Muhammad amat agung.Banyak hasil kerja As-Sayyid Muhammad telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa.
Mafahim Yujibu an-Tusahha
Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara. Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka.
Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan dan dituduh sebagai “seorang yang sesat”. Dia pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya dia dilarang, bahkan kedudukan dia sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Dia ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Dia tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf.
Pada akhir hayatnya yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi Arabia, dia mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syeikh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti “Hiwar Fikri” di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 Dhul Q’idah 1424 H dengan judul “Al-qhuluw wal I’tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah”, di sana dia mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist. Dan dari sana dia telah meluncurkan sebuah buku yang popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama”. Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran dia tentang da’wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas.
Pada tanggal 11/11/1424, dia mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya dia selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da’wah.
Wafat
Dia wafat hari Jumat tanggal 15 Ramadhan 1425 dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la di samping kuburan istri Rasulullah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid ra. Dan yang menyaksikan penguburan dia seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri.
Semuanya menyaksikan hari terakhir dia sebelum disemayamkan, semua menyaksikan janazah dia setelah disembahyangkan di Masjidil Haram ba’da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah dia untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa didilupakan *BANDUNGRAYANEWS/BANDUNG KOTA