Bandungrayanews.com / BANDUNG – Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jawa Barat tumbuh positif dari tahun ke tahun. Pada 2023, LPE diyakini kembali _rebound_ setelah tertekan akibat pandemi di 2020.
LPE pada 2019, tercatat sebesar 5,02 persen. Namun, LPE melambat pada 2020 saat pandemi COVID-19 merebak di Indonesia, sehingga LPE menjadi minus 2,52 persen.
Kendati begitu, LPE Jabar terus menunjukkan perbaikan seiring teratasinya pandemi COVID-19. LPE pada 2021 kembali positif sebesar 3,74 persen. Kemudian, pada 2022, LPE mencapai 5,45 persen, atau kembali seperti kondisi sebelum pandemi terjadi bahkan lebih baik. Dengan demikian, LPE 2023 Jabar optimistis akan semakin membaik.
LPE Jabar tercatat yang tertinggi di Pulau Jawa (di atas DKI Jakarta, Banten, Jateng, Jatim dan Yogjakarta), dan tertinggi ketujuh secara nasional.
Salah satu indikatornya adalah semakin berkurangnya jumlah warga miskin di Jabar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 7,62 persen, menurun 0,36 persen poin terhadap September 2022 dan turun sebesar 0,44 persen poin terhadap Maret 2022.
Benarkah apa yang dikatakan Gubernur Jabar ini ?
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan, penurunan kemiskinan tersebut tidak lepas dari kerja keras dan program penanggulangan kemiskinan yang diluncurkan Pemda Provinsi Jabar, mulai dari Gerbang Desa, Desa Digital, Investasi Padat Karya, Subsidi pendidikan dan kesehatan gratis, Petani Milenial, Sekoper Cinta, OPOP, sampai One Village One Company.
“Selama 2 tahun 2021-2023, Alhamdulillah, tidak ada penambahan warga miskin. Yang ada adalah penurunan warga miskin di Jawa Barat yang juga terbaik di Pulau Jawa. Sebanyak 310 ribu warga Jabar sudah naik kelas menjadi warga kelas menengah,” tulis Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– di akun instagram pribadinya, Selasa 18/7/2023.(yayan.s)*