Bandungrayanews.com/Di Jawa Timur, melalui Gubernurnya lebih dulu mengenal kan Produk “PIO”, untuk para nelayan, sebetulnya Produk Pio ini adalah suatu penemuan yang sangat Pantastis hasil Karya anak Negri yang bisa bermanfaat untuk kehidupan Nelayan dalam hal penangkapan ikan.
Produk “PIO” ini juga dihasilkan di Jawa Barat dan sekarang sudah mulai dikenal diluar daerah.
Sekilas tentang Pio ( pengawet ikan organik) yg terbuat dari sayuran dan buah2an yg di permentasi utk pengawet ikan, yang biasanya ikan hanya bisa bertahan 2 ataw 3 hari degan Pio bisa bertahan sampe 30 hari dan tetap rasanya seperti ikan yang fresh, di temukan oleh salah satu orang yang berasal dari Bandung, yang dimana sekarang di angkat oleh ibu Hadidzah untuk di jadikan pengganti bahan formalin, yang akan mensejahterakan ekonomi para nelayan, Idza ( panggilan Hadidzah).
Hadizah mengatakan pada kami “merasa prihatin degan kehidupan para nelayan melihat masalah yang di hadapi para nelayan sangatlah pelik, dia melihat potensi jumlah ikan yang besar ada di pulau pulau kecil, namun tidak bisa di jual ke kota-kota besar Karen turunnya mutu dari ikan tersebut”.ungkapnya.
Menilik dalam problema yang di hadapi para nelayan tak lepas dari permasalahan klasik, yakni minimnya tempat menyimpan ikan hasil tangkapan mereka , memang saat ini pendingin atau chiling menjadi satu-satunya solusi untuk menjaga kesegaran ikan, namun chiling hanya bisa di gunakan oleh kapal kapal besar , sedangkan untuk para nelayan kecil chiling masih sulit di gunakan dan sulit di jangkau secara finansial .
“Jangankan chiling es saja tidak ada itu menjadi keluh kesah para nelayan, karena mereka takut ikan hasil tangkapannya membusuk seperti di Indonesia wilayah timur, disitu banyak ikan tapi es sangat jarang bahkan tidak ada, para nelayan pun resah karena ikan hasil tangkapannya akan membusuk,bayangkan ikan puluhan ton di buang, kata Idza”, mengutip ucapanya salah satu penemu permentasi Pio ini.
Selain itu ketika memenuhi undangan menjadi salah satu narasumber di acara. Beliau melalui telfonnya mengatakan pada kami saat “RAPAT KOORDINASI TATA KELOLA PERIKANAN BUDI DAYA BERKELANJUTAN DI JATIM”, yang di laksanakan PD tgl 5 SD 5 November 2019 di grand hotel Cakra malang
Acara ini di buka oleh Bapak. Nurkholis ,S,sos,M,si pembina tingkat 1 dan kepala biro administrasi sumber daya alam juga di hadiri beberapa kepala dinas yg terkait.
Idza mengatakan dengan Pio di ibaratkan bumbu penyegar yang sifatnya menjaga kesegaran ikan dlm waktu yang cukup lama bahkan bisa sampe 1 bulan di bandingkan tidak memakai Pio, dua jam ikan setelah di tangkap akan terjadi penurunan mutu dan minimal ikan yang sudah di tangkap hanya bisa bertahan 1 sampe 2 hari saja.
Dengan ditemukan nya bumbu penyegar ikan ini permasalahan yang di hadapi para nelayan akan teratasi dengan baik, khususnya dlm menjaga mutu ikan yang sudah di tangkap degan demikian harapan para nelayan bisa membawa dan menjual ikan ke kota akan dapat terwujud”,pungkasnya.
(Eri)