Sekitar 3.000 Difabel dan Pendamping Rayakan Hari Disabilitas Internasional

Bandungrayanews.com/Sekitar 3000 difabel beserta pendampingnya merayakan Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Plaza Balai Kota Bandung, Sabtu (7/12/2019). Mereka berparade dan menampilkan sejumlah kesenian.

Hari Disabilitas Internasional (HDI) merupakan peringatan untuk meningkatkan kesadaran publik memahami, menerima, dan memberikan kesempatan yang sama kepada para difabel supaya memiliki kualitas hidup yang baik.

Mengawali perayaan, para difabel berparade mengelilingi Balai Kota Bandung, dari Jalan Merdeka berbelok ke Jalan Wastukancana, dan kembali ke Plaza Balai Kota Bandung.

Para tuna netra menampilkan seni musik dengan berbagai lagu seperti layaknya pemain professional. Sedangkan anak-anak dengan down syndrome menampilkan keterampilannya bermain jimbe.

Mereka terlihat bahagia dapat tampil di hadapan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dan para tamu undangan. Turut hadir Ketua Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM), Siti Muntamah Danial serta Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis), Tono Rusdiantono.

Dalam sambutannya, wali kota menuturkan, perayaan hari ini merupakan sarana silaturahmi bagi para difabel dan pegiat pemberdayaan difabel di Kota Bandung. Kegiatan seperti ini menjadi medium bagi warga kota agar bisa memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas.

“Mari kita memberikan perhatian terbaik untuk para disabilitas. Terutama menghadirkan cinta untuk mereka semua,” tuturnya.

Acara ini mengusung tema “Bandung Inklusi Disabilitas Unggul” yang menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Bandung untuk bersama-sama menyediakan ruang yang setara dan berkeadilan bagi difabel.

Kepala Dinsosnangkis Kota Bandung, Tono Rusdiantono menyatakan, para difabel tidak minta dikasihani, tetapi mereka menginginkan diberi kesempatan untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik.

“Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat peduli dan turut serta dalam pemberdayaan penyandang disabilitas. Hilangkan stigma di masyarakat bahwa penyandang disabilitas dianggap orang sakit dianggap tidak mampu secara fisik dan mental,” tutur Tono.

Lebih jauh, Tono mengungkapkan, ingin membuka pemahaman masyarakat bahwa penyandang disabilitas ada di sekitar kita. Mereka pun memiliki cipta, rasa, dan karsa yang sama dengan non disabilitas.

“Kita ingin memberikan kesempatan yang sama kepada penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Salah satunya dengan meningkatkan keterlibatan pemerintah dan swasta dalam penempatan tenaga kerja disabilitas,” ucapnya.

Pada kegiatan ini, Pemkot Bandung dan beberapa komunitas memberikan bantuan kepada difabel. Di antaranya 60 kruk, 150 tongkat penunjuk jalan bagi tunanetra, 53 kursi roda, dan ratusan kacamata. Ada pula bantuan paket nutrisi bagi 250 difabel dewasa, 250 difabel anak-anak, serta 250 paket bantuan bagi difabel tatanan mental.

(Eri)

Loading