Tradisi Memberi Mawar Saat Hari Valentine Ternyata Berbuntut Panjang

Tradisi Memberi Mawar Saat Hari Valentine Ternyata Berbuntut Panjangbandungrayanews.com / Hari Valentine, Prancis, Bunga Mawar & Kerusakan Lingkungan

Tradisi memberi mawar saat hari Valentine ternyata berbuntut panjang. Ada yang dipertaruhkan selain cinta, yakni kerusakan lingkungan.

Hal ini terjadi di Paris, Perancis yang mencoba mengurangi penjualan mawar. Penyebabnya adalah sebagian besar pasokan mawar di kota cinta itu berasal dari sejumlah negara termasuk Kenya.

Mawar-mawar itu diangkut ke Paris dengan menggunakan angkutan udara, dan disinilah masalah bermula yakni berkontribusi menghasilkan emisi karbon dan menyebabkan perubahan iklim.

Akibatnya, sejumlah toko bunga di Paris berusaha memisahkan masyarakat setempat dari bunga mawar. Ujung tombak dari kampanye ini adalah toko bunga Fleur d’Ici, Hortense Harang.

“Mawar jadi sesuatu yang dilarang di musim ini karena tidak masuk akal untuk membelinya. Mawar tidak tumbuh di bawah garis lintang kami,” kata dia, dikutip Reuters, Minggu, 14 Februari 2021.

Kampanye ini didukung oleh banyak pemilik toko bunga. Banyak kekhawatiran kerusakan lingkungan karena penjualan bunga mawar.

Mereka juga mengadakan alternatif dengan menawarkan bunga lain yang ditanam di wilayah tersebut dan mendorong pembeli untuk membelinya. Salah staunya adalah Edith Basenfelder yang mengharapkan untuk menyediakan bunga lokal.

“Tidak logis untuk mendapatkan bunga dari sisi lain planet jika kita bisa mendapatkan secara lokal,” ungkapnya.

Pemilik toko bunga Sylvine, Celine Argente juga menawarkan pembeli membeli bunga tulip saat valentine. Namun nyatanya memang tidak bisa semudah itu untuk merubah kebiasaan memberi mawar pada hari kasih sayang.

Argente menyebutkan jika tokonya tetap dipenuhi bunga mawar menyambut valentine tahun ini. Menurutnya ini langkah untuk memenuhi permintaan pembeli.

“Ini hal klasik dimana orang tidak bisa berubah,” ujar Argente.

Loading