Bandungrayanews.com/ BANDUNG-WAKIL Wali Kota Bandung, Yana Mulyana meminta kepada para santri agar lebih mencintai bangsa dan Tanah Air. Pesan tersebut disampaikan saat upacara Peringatan Hari Santri di Balai Kota Bandung, Jumat (22 Oktober 2021).
“Mudah-mudahan peringatan ini bisa terus meningkatkan rasa nasionlisme, sehingga kebangsaan semangat terus bisa dijaga,” tuturnya.
Peringatan tahun ini mengusung tema “Santri Siaga Jiwa raga”. Lewat peringatan ini diharapkan membentuk sikap santri Indonesia yang selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia dan mewujudkan perdamaian.
“Siaga jiwa berarti santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegangan teguh pada akidah, nilai dan ajaran islam rahmatan lil alamin,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini santri tidak pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak persatuan dan kesatun Indonesia. “Siaga raga berarti badan, tubuh, tenaga dan buah karya santri didedikasikan untuk Indonesia. Oleh karena itu satri tidak pernah lelah dalam berusaha dan terus berkarya untuk Indonesia,” kata wakil wali kota membacakan sambutan Menteri Agama.
“Jadi siaga jiwa raga merupakan komitmen seumur hidup santri yang terbentuk dari tradisi pesantren yang tidak hanya mengajarkan kepada santri-santrinya tentang ilmu dan akhlak. Melainkan juga tazkiyatun nafs yaitu mensucikan jiwa melalui berbagai tirakat lahir dan batin yang diamalkan dalam kehidupan,” bebernya.
Wakil wali kota menambahkan, tema tahun ini penting dan relevan di era pandemi Covid-19. Kaum santri tidak boleh lengah dalam menjaga protokol kesehatan.
“Hal ini juga perlu diperhatikan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya agar tetap menyiagakan jiwa serta raganya demi kepentingan bangsa Indonesia,” tutur Yana.
Masyarakat patut mengapresiasi beberapa pesantren yang berhasil mencegah, mengendalikan, dan menangani Covid-19. Hal ini bukti nyata bahwa pesantren memiliki kemampuan untuk menghadapi covid-19 di berbagai keterbatasan.
“Modal utamanya adalah kedisiplinan dan sikap hati-hati yang selama ini diajarakan oleh para pimpinan pesantren kepada santrinya. Keteladanan juga berkontribusi untuk mendorong santri bersedia ikut divaksin,” ujarnya.
Perlu diketahui, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri. Penetapan 22 Oktober merujuk pada tercetusnya resousi jihad yang berisi fatwa kewajiban demi mempertahankan kemerdekaan indonesia. Resolusi jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 November 1945 yang diperingati sebagai hari pahlawan.
Sementara itu, salah satu santri, Abdullah Nashih Ulwan merasa bangga menjadi santri. “Alhamdulillah meskipun pandemi ini, kita bisa berkumpul bertemu para santri,” ujarnya.