Semangat Bandung Lautan Api tampak nyata dari gestur maupun ekspresi wali kota saat memimpin upacara. Sebelum upacara, wali kotabeserta tamu undangan menyaksikan parade peserta pawai obor. Peserta merupakan pelajar SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat yang berjalan dari Tegalega ke Balai Kota.
Selepas itu, orang nomor satu di Kota Bandung lantas menyulut api pada obor besar yang ditempatkan di Plaza Balai Kota Bandung. Api yang kemudian membesar secara spontan disambut tepuk tangan para peserta yang berjumlah sekitar 5.000 orang itu.
Dalam amanatnya, wali kota bercerita bahwa 73 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 24 Maret 1946, dua orang pemuda yakni M. Toha dan M. Ramdan bersama-sama dengan pemuda lainnya telah membuat peristiwa heroik. Mereka tidak rela wilayah Bandung diduduki kembali oleh penjajah.
“Sekitar 1.100 mesiu dibakar demi untuk mempertahankan Bandung jangan sampai kembali ke tangan penjajah,” ujarnya berapi-api.
Menurut pria yang akrab disapa Mang Oded itu, peristiwa Bandung Lautan Api sangat luar biasa serta patut diambil keteladanan dari patriotisme para pejuang. Karena dulu mereka rela mengorbankan jiwa raga.
“Mari mengambil spirit dari peristiwa BLA dengan cara-cara kita sendiri. Mari bumi hanguskan hoaks,” ajaknya.
Wali kota mengakhiri amanat dalam upacara penuh hidmat itu dengan memimpin menyanyikan lagu Halo Halo Bandung. Para peserta pun lantas turut serta bernyanyi sebagaimana sang inspektur upacara bernyanyi. (Zho)