Kemendikbud akan Kuatkan Penanaman Budaya Kerja

BANDUNG-bandung1.com
– Penanaman karakter mengenai budaya kerja terhadap siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) sangat penting guna mempersiapkan berbagai tantangan di dunia kerja. Kemantapan secara mental dan fisik menjadi hal yang dibutuhkan pihak industri untuk merekrut lulusan SMK sebagai tenaga kerja.

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Bakrun mengaku banyak masukan dari pihak industri mengenai budaya kerja siswa saat ini. Melihat fenomena tersebut, Kemendikbud bertindak cepat dengan memberikan pendidikan karakter di setiap sekolah.

“Kami selalu mendapat masukan dari pihak industri. Menindaklanjuti hal tersebut, Kemendikbud sudah bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan pelatihan pendidikan karakter. Sedangkan untuk budaya kerja, tengah kami kembangkan ke setiap sekolah di nusantara. Bukan hanya budaya kerja, pelatihan pencegahan narkoba juga kami berikan,” ujar Bakrun usai menghadiri acara “Capacity Building SMK Bisa, Link and Match dengan Industri” di Gedung Sate, Jln. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Kamis (29/8/2019).

Pelatihan karakter budaya kerja, lanjutnya, berperan menanamkan kebiasaan baik dan bernilai daya juang terhadap sebuah pekerjaan. Budaya kerja itu seperti apa, akan berlanjut pada karakter kerja. Salah satunya adalah daya juang.

“Daya juang akan segera dimasifkan dan beberapa sekolah sudah melakukan hal tersebut. Modulnya tengah dipersiapkan. Insya Allah bulan depan selesai, mengingat banyaknya masukan dari pihak industri untuk memperkuat daya juang siswa dalam dunia industri,” ujarnya.

Tahun ajaran 2019/2020, tambah Bakrun, akan dimulai penanaman budaya juang bagi siswa. Pemerintah menggandeng TNI untuk melatih kedisiplinan, kekompakan, dan kerja sama antar-anak melalui pelatihan baris-berbaris (PBB). Dengan PBB, siswa bisa belajar mengenai jiwa kepemimpinan melalui berbagai gerakan yang ia lakukan.

Bakrun memaparkan, peningkatan budaya kerja juga berkaitan dengan skill (kemampuan) yang dimiliki anak sebelum dan setelah lulus sekolah untuk bisa menerapkan budaya juang. Maka dari itu, Kemendikbud juga akan bekerja sama dengan psikiater untuk melihat pengembangan bakat yang dimiliki oleh anak.

“Terkadang masih banyak anak yang bingung menentukan kariernya ke mana. Walaupun telah menempuh pendidikan di jurusan tertentu, kita tetap perlu mengarahkan karier yang jelas,” ujarnya.

(Eri)

Loading